Segelintir tentang masa lalu
Perkenalkan, aku adalah aku yang akupun
tak tahu bagaimana aku. Bagaimana bisa? Jangan ditanya, aku sendiri saja tak
memahami aku. Sejak aku pernah ditinggalkan dan disia-siakan oleh orang yang
kucintai. Manusia bisa berubah karena apa saja, dan akupun berubah karena
hatiku sudah patah. Dipaksa patah oleh dia yang tak tahu bagaimana rasanya
menjadi aku saat itu. Tunggu dulu, mengapa aku terlihat lemah? Itu hanya
perkenalan saja.
Hari-hariku tak pernah sendiri, selalu
ada teman, kecuali aku yang menginginkan untuk sendiri. Terkadang sendiri itu
juga perlu. Sejak aku sekolah sampai kuliah tidak pernah lepas dari teman-teman
yang gila, wajar saja karna akupun demikian. Karena itu, aku jarang terliat
tidak bahagia, kecuali itu karena soal cinta. ya, cintalah yang merusak semua.
Katanya cinta itu membuat bahagia,
katanya cinta itu dapat mengubah semua menjadi lebih baik. Tapi mengapa tak
terjadi padaku? Cinta yang salah, atau aku yang salah. Entahlah, aku tak mau
ambil pusing. Sejak dia yang membuat hancur hidupku, mengubah semua menjadi
berantakan. Ya, dia yang masih kuingat wajah dan senyumnya hingga sekarang. Bukan
karena aku masih mencintainya, karena aku tak mau melupakan orang yang sudah
menghancur leburkan semuanya. Tenanglah, hatiku masih untukmu hingga sekarang
dan sampai nanti aku tak bernafas lagi. Tapi, ijinkan aku untuk mengenang orang
yang sudah berpartisipasi dalam pertemuan kita. Mungkin, jika aku tak terluka
olehnya, aku dan kau takkan pernah saling kenal.
Semua orang pernah mencintai dengan
tulus. Tetapi yang didapat antara dua, kau dicintai atau kau disia-siakan. Tapi
aku mendapatkan keduanya. Aku dicintai lalu disia-siakan. Dua kali lipat yang
ku rasakan. Lalu apa yang dia lakukan, dia pergi bersama perempuan lain yang
tak tau apa yang melebihinya dari padaku. Baiklah aku mengalah soal fisik, dia
lebih cantik dariku. Tapi hati tulusku tak dilihat, tertutupi wajah cantik
perempuan itu. Betapa sakit yang kurasakan, bekas sayatan kata-kata cintanya memedihkan
hatiku. Masih membekas dan takkan hilang. Pertama kali aku merasakan patah hati
yang dahsyat.
Untuk dia yang pernah pertama kali
menggoreskan luka, terima kasih
sudah memberikan jalan untukku bisa menemukan cinta yang sebenarnya. Lepas dari
itu, aku paham bahwa aku harus lebih teliti dalam memilih cinta. Bukan memilih
orangnya, tetapi memilih hatinya.
Untukmu yang sekarang sedang mengisi
hatiku, jangan pernah kau pergi. Kini hatiku seutuhnya untukmu, dan milikilah. Tapi
jangan perlakukanku seperti dia yang sudah membuat luka yang sudah kau
sembuhkan. Takkan ada yang lain, hanya kau sekarang. Hanya tentangmu.
Aku, 17 November 2016
Komentar
Posting Komentar