Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Jika

Selamat subuh, sedang turun hujan di sini. Sepertinya alam sedang semangatnya mendukungku untuk kembali menulis. Memang waktu yang tepat untukku bisa menulis dengan damai. Terang saja, aku jarang menikmati terbitnya matahari, karena aku sedang sibuk memimpikanmu. Menjelang siang aku denganmu, melewati senja bersama, hingga menutup hari bersama. Waktuku sendiri hanya di waktu ini. Jika kau mau, aku ingin menulis bersamamu di sini, di sampingku. Tapi kali ini mungkin bukan tentangmu dulu. Tapi tentangku... Jika aku diberi kesempatan untuk lahir kembali, aku tak ingin terlahir sebagai aku. Aku ingin terlahir kembali dengan sosok yang cuek, tak perduli dengan apapun yang tak menguntungkanku, tidak pencemburu, dan gampang menolak. Ingin sekali aku menjadi sosok yang mampu mengatakan tidak kepadamu. Karna yang aku tahu, sejak kita bersama aku tak mampu menolak apapun darimu. Ingin aku menjadi sosok yang mampu mengatakan aku tak perduli, ketika kau bercerita tentang hal apapun yang tak m

Kamu (4)

Malam ini aku tak bisa tidur lagi. Sudah lama aku tak menikmati hembusan angin tengah malam yang biasanya selalu menusuk tulangku disaat aku memikirkanmu. Kini tentangmu, sayang. Malamku selalu kuhabiskan untuk memikirkanmu. Memikirkan hatimu sambil berharap hatimu masih seperti dulu saat pertama kita memutuskan untuk merubah aku dan kau menjadi kita. Ya, terlalu sering aku mengkhawatirkan hatimu. Entahlah, atau aku yang takut kehilanganmu atau aku yang memang terlalu mencintaimu. Aku terlalu banyak menelan rasa cinta sehingga tak kuasa lagi aku menahannya. Selamat tidur, sayang. Aku di sini masih terjaga, menjagamu dalam tidurmu. Kelak saat kau terbangun ada aku yang menyambut pagimu, mengucapkan selamat pagi, membuatkanmu kopi sebelum kau melakukan aktivitasmu. Ya, itu harapanku. Tapi saat ini, aku hanya bisa terjaga dan menjagamu dari kejauhan. Dengan perantara bulan yang akan tetap mengawasimu dalam diammu. Di sini aku hanya akan menunggumu kembali datang dan kita kembali meng

AKU

AKU adalah ciptaanNya yang lemah akan hati. yang berada pada raga yang kuat menahan perih. yang selalu berjalan di keramaian walau selalu merasa sepi. yang kurang sempurna tapi tetap sempirna di mataNya. AKU adalah yang tak peduli dengan omong kosong dunia. yang selalu mencobaku untuk hanyut dalam alirannya. yang selalu mencobaku untuk tak menjadi diriku. yang selalu mencobaku untuk merasakan kesombongan dunia, AKU adalah yang mencintaimu dalam diam. yang memperhatikanmu dari jauh. yang selalu membawa namamu dalam setiap doaku. yang akan selalu menjagamu saat kau jatuh, AKU adalah siapa yang sangat mencintaimu. yang akan cemburu jika kau beralih pandangan. yang akan marah jika kau tak menjaga dirimu. yang akan berhenti mencintaimu jika aku sudah mati. AKU adalah AKU yang tak tau bagaimana akhirnya jika kau tak diciptakan. Aku, 21 Oktober 2016

Kamu (3)

Ga sengaja tadi baca-baca postingan lama. Selain saya alay ternyata dari dulu saya ini orang yang termasuk sering gagal dalam soal percintaan. Tapi ya itu semua berlalu begitu saja, namanya problem hidup. Masih ingat soal mimpi? Ya mimpi itu kini sudah menjadi kenyataan. Tak sia-sia aku berjuang untuk mendapatkan mimpi. Lalu apa? Ya dulu aku pernah tulis, jika aku mendapatkan mimpi maka akan ku kenalkan dengan malam. Kini kami berteman dengan malam. Malam sangat dan begitu dekat dengan kami. Aku berhasil mengenalkan malam padanya. Kemudian? Aku ingin mengubah mimpi. Karna mimpi sudah menjadi nyata, maka mimpi bukanlah mimpi. Akan aku sebut dia dengan masa depan. Dalam tulisanku dulu, aku pernah mengatakan untuk tidak lagi dengan cinta. Tapi, aku tak bisa pungkiri semua berubah begitu saja. Setahun sendiri setelah aku gagal lagi dalam cinta. Ya aku gagal untuk bisa mencintainya. Setelah  yang pernah benar-benar aku cintai hilang, aku menjadi tak bisa merasakan cinta. Banyak ya

Kamu (2)

Malam.... Hai mimpi, sudahkah kau terlarut dalam tidur mu? Aku disini masih terjaga, sedang memperhatikanmu dari langit, yang katanya sedang menjagamu dalam keberadaanmu. Ya, langit malam adalah teman kita saat ini. Hanya saja kita sedang tak di tempat yang sama. Langit malamlah, perantara rinduku kepadamu. Langit malam hampir kehilangan bulannya, sama sepertiku hampir kehilanganmu. Tapi aku tak takut, karna aku sudah menitipkanmu kepada langit malam, sama seperti bulan sudah dititipkan pada bintang. Sudah banyak malam yang ku lalui, setelah pertemuan kita itu. Mengapa, malamku kembali kelam? Mengapa gelap hampir menyelimuti seluruh tubuhku? Tak apa aku diselimuti gelap, tapi jangan hatiku. Karena aku tak mau, disaat kau melihat hatiku, hatiku hitam. Aku ingin memberikan tempat untukmu, sebaik dan senyaman mungkin. Tenanglah, semua akan kulakukan demi engkau, yang akan mengisi ruang hatiku yang kosong ini. Mimpi, aku sangat mencintaimu. Ku tahu, kau tak yakin denganku. Ta