Jika

Selamat subuh, sedang turun hujan di sini. Sepertinya alam sedang semangatnya mendukungku untuk kembali menulis. Memang waktu yang tepat untukku bisa menulis dengan damai. Terang saja, aku jarang menikmati terbitnya matahari, karena aku sedang sibuk memimpikanmu. Menjelang siang aku denganmu, melewati senja bersama, hingga menutup hari bersama. Waktuku sendiri hanya di waktu ini. Jika kau mau, aku ingin menulis bersamamu di sini, di sampingku. Tapi kali ini mungkin bukan tentangmu dulu. Tapi tentangku...

Jika aku diberi kesempatan untuk lahir kembali, aku tak ingin terlahir sebagai aku. Aku ingin terlahir kembali dengan sosok yang cuek, tak perduli dengan apapun yang tak menguntungkanku, tidak pencemburu, dan gampang menolak. Ingin sekali aku menjadi sosok yang mampu mengatakan tidak kepadamu. Karna yang aku tahu, sejak kita bersama aku tak mampu menolak apapun darimu. Ingin aku menjadi sosok yang mampu mengatakan aku tak perduli, ketika kau bercerita tentang hal apapun yang tak menguntungkan bagi kita. Dan aku ingin sekali menjadi sosok yang mampu mengatakan aku tidak suka, ketika ada hal yang membuatmu berpaling dariku. Bukan perempuan lain, sesungguhnya lebih menyakitkan jika kau berpaling dariku karena bermain game daripada perempuan lain. Sungguh, perempuan lain, siapapun tak pernah ku pandang sosoknya, secantik apapun itu. Jadi jangan berbangga jika ada perempuan yang mencoba ingin mendekatimu, sungguh sesakitnya itu lebih sakit lagi jika kau menjadi autis dengan gadgetmu.


Ya, itu jika aku diberi kesempatan. Tapi aku tahu, semua itu tak mungkin. Dan apa yang harus aku lakukan selanjutnya? Merubah semua. Merubah otakku agar tak mudah memikirkan hal yang buruk atau curiga, merubah hatiku agar tak mudah merasakan khawatir, merubah pandanganku agar tak sering menatapmu. Walau wajahmu melebihi indahnya pantai carocok, tapi tak baik menatapmu terus, bisa-bisa keindahanmu luntur. Berubah itu bukan soal penampilan, tapi hati dan pikiran juga. Dan jika aku berubah, itu bukan karenamu, bukan karena siapapun. Tapi karena aku. 

Sayang, sedang terlelapkah kau? Sepertinya bulan sedang terang-terangnya menjagamu dari atas sana. Senangnya menjadimu, jaga dirimu. Aku, di sini, tetap terjaga menjagamu dari kejauhan. 

Aku, 12 November 2016, 4.14AM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Review ] 6 Face Primer / Base Make Up Wajah Berminyak dan Berpori-pori

Merayakan Kehilangan