Kau hanya senja yang sesaat (Bertemu kembali)


......

Entah mengapa, aku begitu tidak percaya dengan hal yang kebetulan. Mungkin sudah berapa kali melewati hal yang diluar dugaanku. Tapi, kali ini aku mempercayainya sebagai takdir Tuhan.

Sudah lama aku mengubur dalam-dalam perasaan yang pernah bersinar saat kau masih menjadi dambaan hatiku. Saat itu kau hadir dalam kekelaman yang kurasakan atas hati yang telah dipatahkan.  Semua terasa sangat menyenangkan, menyimpan gambaranmu dan merekam suaramu adalah hal yang setiap hari kulakukan. Namun, senja yang menjadi dambaan semua orang, yang menjadi hal yang dikagumi semua umat, tidak berpihak dengan diriku. Semesta gelap, dan langit oranye sekalipun tak memperlihatkan wujudnya. Saat itu juga semua tentangmu hilang, terbawa angin ke utara hingga tak sempat terutara.

Entah kemana angin membawamu, dan aku hanya bisa menunggu sampai kapan akan ku simpan perasaan ini. Ternyata, tidak semudah itu untuk melupakanmu, banyak perkara yang terjadi atas perasaan ini. Banyak hati yang terluka, banyak insan yang kecewa, dan untuk diriku sendiri, aku hancur dan entah apa yang akan terjadi saat aku benar-benar kehilanganmu. Dan semua benar-benar hitam. Kau pergi entah ke mana, dan aku yang hanya bisa duduk dan menatap gelapnya langit malam, Mencoba untuk melepaskan semua dan melupakan segalanya tentangmu. Disaat senja tidak lagi menjadi sahabat, ternyata malam yang mampu memelukku. Terima kasih, malam sudah berhasil membuatku lupa akanmu.

Sudah kulewati bertahun-tahun............

WUUSSSHHHHHHHHHHH~~~~~~~~ Suara angin tiba-tiba datang dan mengingatkanku pada sesuatu. Terbang sehelai daun jatuh tepat di kakiku, dan aku melihat ada namamu di sana. Aku hanya bisa terdiam, mataku mulai tak berkedip, dan dalam diam jantungku berdetak tak stabil.

MENGAPA??? MENGAPA???

Mengapa kau harus datang dan kembali ke dalam hidupku yang sedang mekar berbunga pada musim semi. Apa kau tak punya hati? Tidak, ini bukan salahmu, ini adalah kebetulan yang tidak aku percayai namun aku menyebutnya takdir. Tuhan sudah menakdirkan kau dan aku, harus bertemu (kembali).

Kau hadir perlahan membawa senja ke dalam hidupku, di mana aku sudah bukan lagi bagian dari senjamu. Kau sudah memiliki senja yang lain, yang sudah membuatmu bahagia, meskipun itu adalah angan-anganku dulu. Kau menghadirkan segalanya yang menjadi impianku dulu. Kau membuyarkanku dengan senja kala aku sedang asik bercumbu dengan malam. Memang hati tidak bisa ditebak, Saat jauh kau hanya sebagai angan-angan, namun saat kau kembali angan-anganku sudah percuma. Jangan, jangan ganggu aku bersama malamku, biarlah kau sebagai senja, ya hanya sebatas senja yang memberikan ketenangan namun sesaat kau hilang dan tenggelam.

Senja yang takkan pernah kumiliki, terima kasih atas waktumu.

18 April 2019, 2.14 AM.
Ode
x

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Review ] 6 Face Primer / Base Make Up Wajah Berminyak dan Berpori-pori

Merayakan Kehilangan