#odejourney Semeru , Puncak tertinggi Jawa.



Welcome to my blog!!

Ini blog pertama yang ngebahas tentang perjalanan aku selama traveling. Walau perjalanannya udah lama banget, tapi ga ada salahnya aku untuk sharing di blog ini. Kali ini aku bakal share perjalanan aku sama temen-temenku menuju Gunung Semeru, di Malang, Jawa Timur. Sebelumnya juga aku udah ada share untuk foto foto perjalannya di blog aku atau kalian bisa lihat di sini.

OH YA DISINI AKU BAKAL NGOMONG JUJUR SOAL PERJALANAN, MULAI DARI HARGA, SUSAHNYA APA, DAN GIMANA GIMANANYA LAH POKOKNYA HAHA.

Kita berangkat di tanggal 5 July – 12 July 2014.
Dalam perencanaan kita enggak menetapkan tanggal pasti untuk naik ke gunungnya. Jadi, kapan kita siapnya aja.

  • Tanggal 5, kita berangkat dari Medan ke Jakarta naik pesawat. Waktu itu dapat tiket Rp.900.000 naik Lion Air dan berangkat malam. Sampe Jakarta kita langsung ke Bandung, dan bermalam di sana. Kenapa ke Bandung? Jadi kita rencananya, ke Malang itu naik Kereta Api dari Bandung. Ya ribet sih, tapi kita mikirin ongkos kayanya lebih murah dengan sistem seperti itu. Nah di Bandung kita numpang di kosan temennya temenku.
  • Tanggal 7, Kita berangkat jam 18.00 dari Stasiun Bandung ke Malang. Menempuh waktu selama 16 jam, untuk sampai di Malang. Jadi kita sampai di Malang sekitar pukul 10.00 keesokan harinya.
  • Tanggal 8, kita udah sampai di Stasiun Malang. Sampai di sana, kita dijemput sama temenku yang kebetulan dia kuliah di Malang. Kita di ajak ke kosannya buat mandi dan istirahat. Kita bermalam di sana, menunggu keesokan harinya untuk berangkat ke Semeru.
  • Tanggal 9, dengan bantuan anak Mapala Brawijaya (kebetulan saya dan teman2 saya juga anak MAPALA) kita di antar sampai ke Pasar Tumpang, sebelumnya kita dibawa ke Puskesmas untuk meminta surat kesehatan, dan setelah itu diantar sampai ke tempat mobil Jeep. Kita naik mobil Jeep itu seharga Rp. 150.000, diantar sampai Ranu Pani. Sampai di Ranu Pani, kita harus registrasi dulu. Nah, yang kita tahu kan katanya barang-barang itu di periksa kan? Trus katanya juga kalau bawa HP dan Kamera kena cas. Nah seingat aku kalo ga salah kita ga ada kena cas, dan ga ada diperiksa barang-barangnya. Sementara kita bener-bener bawa perlengkapan minim, dan sleeping bag juga cuma 1. Dan ini emang seharusnya ga boleh. Untuk biaya masuk, 1 karcis itu untuk 1 hari dan untuk 1 orang. Dan untuk hari biasa dengan weekend harganya beda. Waktu itu kita naik hari Rabu sampai Sabtu. Jadi kena 1 hari di weekend. Karcis untuk hari biasa itu sekitar Rp. 18.500 dan untuk weekend sekitar Rp. 24.500. Jadi semuanya kena hampir Rp. 250.000 untuk 3 orang. Setelah itu, kita isi data dan tujuan akhir. Dan tujuan akhir itu, kita ga boleh tulis ‘puncak’. Jadi batas itu sampe Kalimati. Nah kalo lewat Kalimati, kata mereka bukan tanggungjawab mereka. Gitu.
  • Okey perjalanan di mulai, kita jalan dari Ranupani menuju spot Ranu Kumbolo. Kita start dari pintu rimba sekitar pukul 14.00, dan ini udah batas waktu maksimal untuk masuk. Selama perjalanan menuju ke Ranu Kumbolo, kita melewati area yang menunjukkan posisi kita sudah di ketinggian berapa dan sejauh berapa kita akan sampai ke Ranu Kumbolo. Jarak dari Ranu Pani ke Ranu Kumbolo sejauh 10,5 Km. Dari Ranupani kita berjalan sejauh 3 Km ke Lendengan Dowo, kemudian berjalan 3 Km ke Watu Rejeng, dan menempuh 4,5 Km menuju Ranu Kumbolo. Kita sampai di Ranu Kumbolo sekitar pukul 18.00, situasi sudah gelap. 4 jam perjalanan itu adalah waktu yang standart bagi pemula. Di Ranu Kumbolo kita ngecamp, menunggu besok melanjutkan perjalanan.
  • Keesokan harinya, 10 July, tepat saat pemilihan Presiden, pukul 10.00 kita berangkat dari Ranu Kumbolo menuju Kalimati. Nah di sini kita dikasih saran sama pendaki lain, untuk meninggalkan beberapa logistik untuk meringankan beban carrier. Mereka meninggalkan diantara semak-semak di tanjakan cinta, namun dengan polosnya kami meninggalkannya di depan pos yang ada di ranukumbolo. Kita mendaki bersama 3 pendaki lainnya, kebetulan mereka dari Mapala Univ, Jember. Kita menempuh jarak 7,5 Km, melewati Cemoro Kandang, Jambangan, dan sampai di Kalimati. Kalimati sendiri memiliki ketinggian 2700 Mdpl. Sampai di Kalimati sekitar sore, aku lupa pukul berapa, tapi masih keadaan terang, kita langsung pasang tenda dan beristirahat. Mempersiapkan tenaga, untuk naik ke puncak. Di kalimati kita kesusahan untuk mendapatkan air, ada, namun menempuh jarak yang jauh.
  • Biasanya pendaki melakukan perjalanan ke puncak sekitar pukul 23.00 atau pukul 00.00, supaya bisa mengejar sunrise di puncak. Tapi untuk kita, hanya bisa pasrah, dan syukur-syukur bisa sampai di puncak. Setelah makan malam, kita beristirahat, menunggu waktu untuk naik ke puncak. Tepat pukul 23.00 kita memulai perjalanan menuju puncak. Gelap, dingin, entahlah, cuma bisa pasrah kepada Yang Maha Kuasa. Apa pun yang terjadi, yang jelas kita sudah berusaha. Selama perjalanan ke puncak, kita lemah, kita capek, kita benar-benar lambat. Track nya itu benar-benar naik semua, adapun bonus hanya sedikit. Setelah melewati arcopodo yang begitu dingin, kita menghadapi track pasir, yang katanya maju “1 langkah mundur 2 langkah”. Kita ga bisa berjalan lambat, kalau gak, bisa-bisa kita gak sampai ke atas, malah semakin turun ke bawah. Bertemu batu besar, sempat berhenti dan beristirahat, hanya bermodalkan air yang sedikit, kulihat ke langit, capekku hilang dengan memandang ribuan bintang yang terlihat sangat dekat. Waktu itu temanku kedinginan, dia menggigil, enggak bisa berbuat apa-apa selain kita bertiga saling pelukan, saling menghangatkan, tak lupa juga saling menyemangati. Puncak sudah di depan mata, jangan mundur karna kesempatan ini tidak datang 2 kali. Akhirnya dia bangkit, kita naik bersama-sama dan kita menikmati sunrise bukan di puncak tapi dalam perjalanan menuju puncak. 
  • Akhirnya, dengan penuh perjuangan, pada tanggal 11 July 2014 pukul 06.30 kita sampai di puncak MAHAMERU. Hal pertama yang aku sendiri lakukan adalah, berdoa, mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa, karena masih diberi kesehatan, diberi nikmat alam, luar biasa bahagia yang kurasakan. Masih enggak nyangka sih, bisa sampai di sana. Karna emang enggak pernah terbesit sama sekali untuk pergi ke sana. Pukul 08.00 kita turun dengan udah melupakan rasa letih. Saat melewati arcodo, aku sadar ternyata malam itu saat menuju puncak kita melewati begitu banyak tugu/pilar pendaki yang meninggal. Wah sempat ngerasa horor juga, tapi ya kita tetap menikmati perjalanan saja.
  • Sampai di kalimati, istirahat sebentar, kita langsung packing dan kembali ke ranukumbolo. Sampai di ranukumbolo sudah sore, kita kembali mendirikan tenda dan menginap satu malam. NAH DISINI ADA MASALAH. Logistik yang kita tinggalkan di pos, ternyata sudah tidak ada lagi. Kita bingung nih, sementara logistik kita emang udah enggak ada lagi. Akhirnya kita ketemu sama anak Mapala dari Universitas Gajayana, aku lupa nama masnya, kita dikasih logistik secukupnya untuk bisa makan malam sampai sarapan esok paginya.


12 July, perjalanan Semeru sudah hampir selesai. Kita bergegas untuk kembali ke ranupani. Kita masih dengan 3 pendaki jember tadi. Sampai di ranupani pukul 16.30, entah kami yang kesorean atau gimana, mobil jeep udah ga ada lagi, bahkan udah ditunggu pun gak kunjung datang. Kita bener-bener udah enggak tau lagi mau pulang gimana, kondisi keuangan juga udah enggak memadai, karena uang cash yg dibawa juga pas-pasan.
Akhirnya, kita ketemu sama Bapak orang Batak (btw kita orang batak), cerita-cerita (sedih lol), setelah bercerita dan berdiskusi, akhirnya si Bapak mau nampung kita di rumahnya. EITS, rumahnya enggak dekat loh, di Lumajang, yang jaraknya cukup jauhlah dari Ranupani. Karna si Bapak juga cuma naik motor, akhirnya kita ditumpangi sama truk sayur yang kebetulan mau menuju ke Lumajang. Akhirnya setelah beberapa jam, kita sampai di rumah si Bapak dan langsung disambut sama istri si Bapak.
Kita mulai kasih kabar ke keluarga, karna juga baru dapat sinyal kan. Disana juga kita dikasih makan, dan tempat yang nyaman untuk istirahat. Keesokan harinya, kebetulan saat itu hari Minggu, kita nungguin si Bapak pulang gereja dulu, trus kita dianter naik mobilnya ke terminal Bus untuk kita ngelanjut perjalanan ke Malang. Aku lupa sih berapa biaya busnya, tapi enggak mahal kok. Akhirnya kita sampe di terminal Malang, dan lanjut pulang ke kosan temen ku. 
Kita juga masih ada beberapa hari di malang, karna kita juga masih ada kunjungan ke sekretariat Mapala Gajayana, dan sedikit jalan-jalan di alun-alun kota Malang. hehe tapi kita enggak ke Batu, udah ga punya uang lagi. wkwk

Yah perjalanan Semerunya segitu aja sih. Gatau kalian dapat feelnya apa enggak. Tapi kejadian sebenarnya emang bener-bener mengesankan sih. Ya pastilah ya, setiap perjalanan itu pasti meninggalkan kesan yang baik atau buruk.

Terimakasih sudah membaca catatan perjalananku ke Gunung Semeru.

Tunggu catatan perjalanan selanjutnya ya. :)



Silahkan follow juga instagram dan subscribe channel youtubeku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Review ] 6 Face Primer / Base Make Up Wajah Berminyak dan Berpori-pori

Merayakan Kehilangan