Kamu.

Selamat malam, mimpi. Sudah lama aku tidak bercerita pada malam. Masih kah engkau terjaga hai bintang, bulanmu sudah datang. Tapi, aku masih saja sendiri.
Banyak sudah cerita yang kau lewati tentang ku. Terakhir, yang aku tau aku terluka. Seperti bagaimana kau terluka saat malam mu tak diterangi oleh satu bintangpun. Sudah tak ingin kurasakan hangat cinta itu. Ingin ku buang jauh kenangan indahku bersama cinta, karna cinta tak pernah sehangat yang aku inginkan.
Waktupun berjalan cukup jauh, aku sedang tak berada di kota itu. Bahkan aku sengaja menghindar untuk menenangkan hati dan pikiranku. Tetapi kau tau, ada wajah seorang pria tiba-tiba timbul dalam pikiranku. Entah, apakah sebelumnya aku pernah memikirkan dia. Tetapi yang aku tahu, dia hadir dan mendatangkan terang. Malamku yang awalnya redup, diterangi oleh cahayanya. Aku tidak tahu, apakah itu cinta atau bukan. Aku tak terpikir akan memiliki rasa padanya, bahkan untuk jatuh cinta padanya.
Hari demi hari kulewati, dan sosok pria yang datang dalam pikiranku itu ku temui. Ya, dia memang ada dan sering terlihat. Tapi aku tak pernah terpikir dialah orangnya. Sesering aku bertemu dengan dia, perlahan rasa itu semakin mendekat dan datang lalu melekat. Sungguh aku tak percaya, bahkan sehari tanpa melihatnya, resah hatiku.
Aku tak mengenal dia siapa, aku tak tahu dia seperti apa. Tapi aku begitu yakin dengannya. Oh, siapakah gerangan dirimu wahai pria. Ku berusaha untuk bisa mengenalnya, apapun untuk bisa mengetahuinya, ku lakukan apapun untuk bisa memandangnya. Dan kau tahu, ada saja jalan untukku bisa mengenalnya. Kau tahu, jalan itu adalah jawaban dari doa-doaku selama ini.
Pertemuan pertama kami, pertama aku berkenalan dengannya, mendengar suaranya, menyentuhnya, sungguh bahagia rasanya. Aku ingin, waktu itu benar-benar milik kami. Ingin lebih lama lagi aku di sana, untuk menyimpan ingatan tentangnya, karna aku tahu, pertemuan seperti itu tidak akan pernah ada lagi.
Ternyata benar, setelah pertemuan itu tak pernah ada lagi pertemuan berikutnya. Bahkan jika kami saling berpapasan hanya saling bertegur sapa. Malam, kau tahu? Aku ingin seperti mu. Disenangi banyak orang, dinantikan oleh banyak orang, bahkan banyak yang mendambamu. Benar, dia hanya sebatas mimpi. Hanya dua, mimpi yang akan aku kejar, dan mimpi yang hanya sekedar bunga tidur.
Tapi tenang, mimpi yang aku miliki saat ini tidak hanya sekedar bunga mimpi, akan kukejar sampai aku benar-benar lelah dan berhenti. Jika nanti waktunya datang, akan ku ungkapkan semua isi hatiku. Agar aku tidak dihantui oleh perasaan terpendam. Yang aku tahu, memendam itu adalah luka.
Mimpi, jangan resah. Karna aku disini, selalu menantimu, mendoakan keselamatanmu, dan berharap. Mimpi, di sini aku merindukanmu bersama malam temanku bercerita. Jika nanti, kau sudah milikku, aku akan mengenalkanmu pada malam. Tapi, jika memang kau tak mau bersama denganku, akan ku suruh malam, temanku, untuk selalu menjagamu dimanapun engakau berada.
Mimpi, malam ini datanglah menjadi bunga tidurku. Jika pagi sudah datang, berlarilah agar aku bisa mengejarmu. Bintang, terangi mimpi. Dia adalah mimpiku, milikku, seperti kau milik bulan.
Mimpi, Selamat Malam.

Aku, 18 Desember 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[ Review ] 6 Face Primer / Base Make Up Wajah Berminyak dan Berpori-pori

Merayakan Kehilangan