Goodbye my First love
Ini cerita tentang cinta yang telah pergi. Ya, mungkin untuk
selamanya. Dalam keadaan yang sedang turun hujan, dan pastinya dalam keadaan
GALAU. Aku suka hujan, dimana otakku bekerja untuk membuat tulisan-tulisan
galau gak jelas gini. Mungkin orang yang membaca tulisan-tulisanku BOSAN dengan
kegalauanku, tapi aku ENGGAK. Karna memang hidupku selalu bertemankan GALAU. Gitulah
pokoknya, entahlah aku juga gak ngerti. Nah jadi inilah, aku galau lagi. Galau
karna pacar? Enggak! Mungkin kalau aku punya pacar, akan bahagia selalu,
MUNGKIN. Nah, memang masih dalam waktu singkat aku mengenalnya. Tapi, diwaktu
yang singkat itu aku telah belajar banyak dari dia. Belajar kejujuran, dan
banyak lagi yang bahkan bisa merubah diriku, hidupku menjadi lebih baik. Dirinya
yang menjadi “apa adanya”, sederhana, dan dewasa. Beda dengan aku yang mungkin
masih belum mensyukuri diriku, yang masih hanya menuntut orang untuk melihat
aku yang sebenarnya. Bahkan aku ini nakal, tidak suka diatur, dan berbuat
sesuka hatiku. Dimana, akupun tak yakin dia mau menerima diri ini apa adanya. Walau
memang dia terlihat tak suka dengan aku yang sebenarnya. Dimana ketika dia
hadir, bisa dibilang diriku sedikit berubah menjadi lebih baik. Ya, dia hadir
membawa pengaruh possitive untukku.
Dia yang mengubah hati ini dari yang sama sekali TAK ADA RASA, menjadi ADA
RASA. Iya, mungkin dia tak tau atau pura-pura tak tau. Tapi itu lah yang
kurasakan. Membuat aku bisa melupakan seseorang yang mungkin cukup lama aku
menyukainya. Membuat ku lepas dari galau-galau ku yang gak jelas. Setiap hari
bertemankan senyuman. Dan ya, di hari itu tiba-tiba dia bersikap dingin dan tak
seperti biasanya. Aku biasa aja, bukan aku tak perduli hanya saja gengsi ku
lebih besar dari rasa ingin tau ku. Dalam hati, dalam pikiran, aku
bertanya-tanya, tapi apa yang terlihat diluar serasa tak perduli. Itu salahku!
Selalu berselisih paham, dan berujung kebosanan. Aku tau, dia bosan! Dalam hati
ini serasa ingin sekali jujur tentang apa yang kurasa, tapi itu tadi gengsiku
lebih besar. Hanya sanggup memendam, dan sebenarnya berharap dia sadar dengan
apa yang kurasa. Namun yang terlihat memang tak seperti apa yang ada dalam hati
yang sebenarnya. Semakin ku buat rasa cuek dan rasa tak perduli ku. Dan hingga
kini, aku sekarang benar-benar kehilangan. Dia yang membuat aku menjadi punya
rasa, tapi sekarang dia sendiri yang menyia-nyiakan perasaan itu. Entah, aku
tak tau apa yang dia rasakan sebenarnya. Atau apa aku yang terlalu perasaan
atau memang benar-benar dia tak ada rasa sama sekali. Beban pikiran? Iya
keadaan ini menjadi beban pikiran bagiku. Berharap? Enggak! Cukup KECEWA, dan
bahkan untuk orang lain pun, ENGGAK!
Kembali aku menjadi yang dulu menilai laki-laki itu SAMA!!
Aku, 05 April 2014
Aku, 05 April 2014
Tetap nikmati kehidupan ini.... :)
BalasHapusJangan lah kembali menjadi yg dulu menilai laki-laki itu sama... Pasti ada yg berbeda.
Yakinlah....