Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Maret

Maret adalah bulan pertemuan kita. Kamu masih ingat? Pertemuan ini sangat lucu. Entah, disengaja atau tidak, namun pertemuan kita seakan sudah diatur oleh Tuhan. Aku sangat tertarik dengan skenario yang Tuhan berikan atas pertemuan kita. Semua masih ada di kepala, aromamu, lembut bibirmu, dan genggaman tanganmu.  sudah ratusan malam kita lewati berdua. Kita seakan tak ingin saling melepas pelukan kita. Kita saling menatap, saling melempar pujian, dan tak jarang kita saling tersenyum, seolah bersyukur kita saling memiliki. Maret, bulan dimana aku meyakinkan diriku, bahwa aku adalah milikmu. Kaupun begitu, meyakinkan dirimu bahwa kau adalah milikku. Kita adalah syukur yang aku dan kau aminkan. Janji bersamamu pun sudah kita ikat, seakan tak pernah lekang. Tak pernah ada aku dan kau, yang ada hanya kita. Namun, maret pula yang memisahkan. Entah badai apa yang datang. Aku pikir, semua akan baik-baik saja. Aku pikir, kita tidak akan terpisahkan oleh apapun. Kau tau kan, indahnya yang sudah

11/3/22 Satu Hari

Setelah aku berbicara tentang senja, malam dan pagi, aku sadar ternyata mereka semua hanya sementara. Aku hanya menikmati mereka disaat waktunya datang, dan sesaat aku kehilangan. Sama halnya dengan kehadiran mereka, sementara. Saat ini, tak ada tempatku lagi untuk berlabuh. Senja sudah tak semenenangkan dulu, cahayanya semakin redup meskipun masih banyak orang yang mendambanya, ia lebih memilih pergi tenggelam bersama temaram. Malam sudah tak seindah dulu, bintang bintang enggan menampakkan dirinya, bahkan bulanpun tak lagi menjadi temanku bercerita tentangmu. Begitupun dengan Pagi, yang aku pikir akan menjadi tujuan terakhirku. Ternyata kesejukannya tak lagi seerat dulu, perlahan ia menjelma menjadi terik yang menyengat. Semua perlahan pergi dengan menyisakan pahit.  Kembali aku merasakan perihnya mencintai setelah semua yang kucintai perlahan pergi. Kembali hati ini dipaksa mati dan tak mampu mengundang siapapun masuk ke dalamnya. Pagi yang terakhir, yang membekas, dan aku harus sel